Kopi Gunung Malabar telah dikenal luas karena cita rasanya yang khas dan nikmat. Kopi ini tidak hanya digemari oleh masyarakat lokal di Kabupaten Bandung, tempat Gunung Malabar berada, tetapi juga telah merambah pasar internasional hingga Asia dan Eropa.
Java Preanger, termasuk kopi Malabar, menjadi salah satu kopi unggulan dari tanah Jawa Barat. Sejak era kolonial Belanda, kopi ini sudah menduduki peringkat tertinggi di pasar lelang kopi di Eropa, bersaing dengan kopi dari seluruh dunia. Saat ini, eksportir kopi bukan lagi warga asing, melainkan masyarakat Indonesia yang bangga membawa produk lokal ini ke pasar global.
Sejarah Kopi Gunung Malabar
Gunung Malabar yang terletak di wilayah Kabupaten Bandung adalah bagian dari rangkaian pegunungan di Jawa Barat. Kopi di kawasan ini pertama kali ditanam oleh Kongsi Dagang Hindia Belanda (VOC) sekitar tahun 1780-1844, pada masa tanam paksa. Tanah vulkanik bekas gunung api dan ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut membuat wilayah ini sangat ideal untuk budidaya kopi arabika.
Nama "Malabar" sendiri memiliki beberapa versi sejarah. Salah satu versi yang populer adalah bahwa kopi pertama kali diimpor ke Jawa dari daerah Malabar di India. Namun, naskah Sunda kuno, Kitab Bujangga Manik, yang ditulis pada abad ke-15, sudah menyebutkan nama Malabar, menunjukkan bahwa nama ini telah lama digunakan di wilayah tersebut.
Karakteristik Rasa Kopi Gunung Malabar
Kopi Gunung Malabar termasuk jenis kopi arabika yang terkenal dengan kadar keasaman yang cukup tinggi. Namun, dengan teknik penyeduhan tertentu seperti metode V60, kopi ini dapat menonjolkan rasa manis alami serta aroma buah-buahan. Rasa lemon dan cokelat sering muncul pada kopi ini, menjadikannya favorit di kalangan pecinta kopi yang mencari karakteristik rasa unik.
Selain memiliki sejarah panjang yang menghubungkannya dengan Afrika dan Timur Tengah, kopi arabika dari Gunung Malabar telah melalui perjalanan panjang sebelum mencapai kemasyhurannya saat ini. Perjalanan kopi ini dimulai dari Afrika, melalui Yaman dan India, hingga akhirnya ditanam di tanah subur Jawa Barat oleh VOC.
Cupping Test dan Prestasi Kopi Malabar
Prestasi kopi Malabar semakin meningkat ketika "Malabar Mountain Coffee," salah satu merek kopi yang dikelola oleh Slamet Prayoga, memenangkan cupping test pada acara lelang kopi Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia di Jakarta pada tahun 2014. Kopi Arabika Java Preanger Malabar memperoleh skor 84 dan dijual dengan harga USD 30 (sekitar Rp 400 ribu) per kilogram.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa kopi Malabar tidak hanya unggul secara lokal, tetapi juga memiliki kualitas yang mampu bersaing di tingkat global. Karakter rasa yang manis dan asam segar (sweet bright acidity) dari kopi ini semakin memikat banyak penikmat kopi di berbagai belahan dunia.
Harga Kopi Gunung Malabar
Bagi penikmat kopi, Kopi Gunung Malabar menawarkan pengalaman cita rasa yang beragam dengan berbagai pilihan harga. Kopi Malabar siap seduh tersedia dalam berbagai varian, mulai dari di bawah Rp 50 ribu hingga mencapai Rp 300 ribu per kilogram. Beberapa contoh harga kopi Malabar adalah sebagai berikut:
Dengan cita rasa yang khas dan sejarah panjang yang mendalam, Kopi Gunung Malabar menjadi pilihan yang menarik bagi pecinta kopi di seluruh dunia. Kopi ini tidak hanya membawa kelezatan dalam setiap cangkir, tetapi juga menyimpan kisah sejarah dan warisan budaya yang kaya dari tanah Jawa Barat.
Baca artikel detikjabar, "Mengenal Kopi Gunung Malabar: Sejarah, Karakteristik, dan Harga" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/kuliner/d-7367478/mengenal-kopi-gunung-malabar-sejarah-karakteristik-dan-harga.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar